Jangan menghiraukan keterbatasan kita dalam kemitraan, karena Allah telah memikirkannya untuk menolong kita. Suatu kali sebuah panitia mengadakan lomba berjalan di atas rel kereta api untuk menempuh jarak beberapa mil jauhnya. Karena banyak orang tertarik untuk mencoba perlombaan tersebut, maka perlombaan dimulai pada pagi harinya. Namun kenyataannya sampai matahari hampir terbenampun tidak ada orang yang berhasil memasuki garis finish.
Tiba-tiba
dua orang kakak-beradik mempunyai ide liar," Bagaimana kalau kita berdua
berjalan di atas rel yang berseberangan, dengan bergandengan tangan agar
menjaga keseimbangan tubuh kita di atas rel kereta api itu tanpa jatuh."
Mereka berduapun mencobanya dan dalam beberapa waktu saja, mereka berhasil
mencapai garis finish tanpa mengalami kesulitan sedikitpun.
Simon
Greenleaf, seorang pakar hukum dari Amerika Serikat, mengatakan,"Visi
adalah kemampuan untuk melihat dengan keunggulan masa depan." Semua visi
tidak selamanya tergenapi, karena akan muncul para pembunuh visi, seperti sakit
hati, rasa iri dan kepahitan. Untuk itu, jikalau kita ingin mengalami
transformasi untuk mencapai visi, maka kita perlu bergabung dalam sebuah
komunitas agar kita saling menolong mencapai tujuan atau visi kita. Ingatlah
kedua bersaudara di atas berhasil berjalan di atas rel kereta api mencapai
finish karena bergandengan tangan berdua.
MENJADI
MURID SEJATI
I Tim
4:1-16. Inilah zamannya semua janji dan nubuatan Tuhan digenapi dalam hidup
kita, dalam gereja dan Bangsa Indonesia. Tetapi roh murtad juga menyerang kita
dalam bentuk tidak percaya kepada Yesus, Firman Tuhan atau tanda-tanda kuasa
Allah. Sasaran kita adalah: Supaya hidup kita nyata kepada semua orang. Paulus
berkata, "Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya
kemajuanmu nyata kepada semua orang, " (I Tim 4:15). Sasaran kita harus
dicatat sejak dari awal tahun tentang apa yang akan kita kerjakan, agar pada
akhir tahun dapat diukur. Dengan demikian kita tidak melenceng, tetapi mencapai
keberhasilan yang kita rencanakan.
Bagaimana
kita dapat mengukurnya ? Paulus berkata,"Beritakanlah dan ajarkanlah
semuanya," (I Tim 4:11). Kita harus memberitakan dan mengajarkan apa yang
kita miliki. Jika kita memiliki urapan, bagikanlah agar kehidupan orang lain
berubah. Kepemimpinan adalah pengaruh karena biarlah pengaruh hidup kita dapat
mengubah orang lain. "Jangan seorangpun menganggap engaku rendah karena
engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam
tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu,"
(I Tim 4:12). Gambar diri kita harus dipenuhi firman Tuhan, agar dalam
menghadapi berbagai masalah, kita diproses menjadi pemimpin yang handal. Kita
dapat menjadi teladan bagi orang lain, melalui:
1.
PERKATAAN.
Banyak
orang yang perkataan dari mulutnya sering kali membunuh orang lain yang
mendengarkannya. Kita harus berkembang dalam perkataan yang kita ucapkan,
supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia dari Allah. Paulus
bersaksi, "Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak,
aku merasa seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku
meninggalkan sifat kanak-kanak itu, " (I Kor 13:11). Marilah kita menjadi
dewasa dalam perkataan kita.
2.
TINGKAH LAKU DAN PERBUATAN KITA.
Dunia
membutuhkan perbuatan kasih, karena itu kita perlu memancarkan iman dan
pengenalan kita kepada Tuhan melalui perbuatan. Jikalau kehidupan kita dahulu
sebelum mengenal Tuhan adalah penjudi, perokok, pemabuk, maka perubahan yang
terjadi dalam tingkah laku dan perbuatan akan menjadi saksi bagi orang lain
untuk mencari Tuhan.
3. KASIH.
Allah
adalah kasih, karena itu jikalau kita mengaku mengenal Tuhan, maka kasih yang
terpancar melalui senyuman, perkataan, tingkah laku harus bersumber dari kasih
itu sendiri. Rasul Yohanes berkata, "Jikalau seorang berkata: aku
mengasihi Allah, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena
barang siapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin
mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya, " (I Yoh 4:20).
4.
KESETIAAN.
Soal
kesetiaan sangat penting, sampai Salomo berkata, "Banyak orang menyebut
diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya ?" (Amsal
20:6). Mari, jadikanlah diri kita sebagai orang yang ditemukan oleh mereka yang
membutuhkan hidup kita.
5.
KESUCIAN.
Hanya
dengan menyucikan diri kita, maka akan terpancar kehidupan Allah untuk mengubah
kehidupan orang lain. "Jikalau seorang menyucikan dirinya dari hal-hal
yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia
dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap
pekerjaan yang mulia," (II Tim 2:21).
6.
BERTEKUN DALAM MEMBACA KITA SUCI.
Ini yang
menjadi tujuan dan sasaran kita, yakni membangun hidup kita di atas dasar
firman Tuhan. Karena itu, kita anjurkan untuk setiap pemimpin dan jemaat untuk
membaca setiap hari 4 pasal Alkitab. Mari, makanlah firman dan dapatkan
manfaatnya.
7.
PERGUNAKANLAH KARUNIA YANG ADA PADA KITA.
Kita
harus mengembangkan dan mempergunakan karunia kita untuk melayani kebutuhan
orang lain. Karunia menasihati, menyembuhkan, dan berbagai karunia lain demi
kemuliaan nama Tuhan.
8.
MENGAWASI DIRI DAN PENGAJARAN KITA.
Mengapa
perlu adanya kewaspadaan atas pengajaran kita, agar kita tidak tersesat.
Maksud dari
kedelapan point ini adalah agar kemajuan kita nyata bagi semua orang. Marilah
kita berlomba-lomba dalam memberi teladan kepada orang lain, agar hidup kita
dapat menjadi berkat buat orang lain.
0 comments:
Post a Comment