Saturday, February 26, 2011

8 Langkah Menjadi Teladan



Jangan menghiraukan keterbatasan kita dalam kemitraan, karena Allah telah memikirkannya untuk menolong kita. Suatu kali sebuah panitia mengadakan lomba berjalan di atas rel kereta api untuk menempuh jarak beberapa mil jauhnya. Karena banyak orang tertarik untuk mencoba perlombaan tersebut, maka perlombaan dimulai pada pagi harinya. Namun kenyataannya sampai matahari hampir terbenampun tidak ada orang yang berhasil memasuki garis finish.

Tiba-tiba dua orang kakak-beradik mempunyai ide liar," Bagaimana kalau kita berdua berjalan di atas rel yang berseberangan, dengan bergandengan tangan agar menjaga keseimbangan tubuh kita di atas rel kereta api itu tanpa jatuh." Mereka berduapun mencobanya dan dalam beberapa waktu saja, mereka berhasil mencapai garis finish tanpa mengalami kesulitan sedikitpun.

Simon Greenleaf, seorang pakar hukum dari Amerika Serikat, mengatakan,"Visi adalah kemampuan untuk melihat dengan keunggulan masa depan." Semua visi tidak selamanya tergenapi, karena akan muncul para pembunuh visi, seperti sakit hati, rasa iri dan kepahitan. Untuk itu, jikalau kita ingin mengalami transformasi untuk mencapai visi, maka kita perlu bergabung dalam sebuah komunitas agar kita saling menolong mencapai tujuan atau visi kita. Ingatlah kedua bersaudara di atas berhasil berjalan di atas rel kereta api mencapai finish karena bergandengan tangan berdua.



MENJADI MURID SEJATI

I Tim 4:1-16. Inilah zamannya semua janji dan nubuatan Tuhan digenapi dalam hidup kita, dalam gereja dan Bangsa Indonesia. Tetapi roh murtad juga menyerang kita dalam bentuk tidak percaya kepada Yesus, Firman Tuhan atau tanda-tanda kuasa Allah. Sasaran kita adalah: Supaya hidup kita nyata kepada semua orang. Paulus berkata, "Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang, " (I Tim 4:15). Sasaran kita harus dicatat sejak dari awal tahun tentang apa yang akan kita kerjakan, agar pada akhir tahun dapat diukur. Dengan demikian kita tidak melenceng, tetapi mencapai keberhasilan yang kita rencanakan.

Bagaimana kita dapat mengukurnya ? Paulus berkata,"Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya," (I Tim 4:11). Kita harus memberitakan dan mengajarkan apa yang kita miliki. Jika kita memiliki urapan, bagikanlah agar kehidupan orang lain berubah. Kepemimpinan adalah pengaruh karena biarlah pengaruh hidup kita dapat mengubah orang lain. "Jangan seorangpun menganggap engaku rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu," (I Tim 4:12). Gambar diri kita harus dipenuhi firman Tuhan, agar dalam menghadapi berbagai masalah, kita diproses menjadi pemimpin yang handal. Kita dapat menjadi teladan bagi orang lain, melalui:

1. PERKATAAN.

Banyak orang yang perkataan dari mulutnya sering kali membunuh orang lain yang mendengarkannya. Kita harus berkembang dalam perkataan yang kita ucapkan, supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia dari Allah. Paulus bersaksi, "Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu, " (I Kor 13:11). Marilah kita menjadi dewasa dalam perkataan kita.

2. TINGKAH LAKU DAN PERBUATAN KITA.

Dunia membutuhkan perbuatan kasih, karena itu kita perlu memancarkan iman dan pengenalan kita kepada Tuhan melalui perbuatan. Jikalau kehidupan kita dahulu sebelum mengenal Tuhan adalah penjudi, perokok, pemabuk, maka perubahan yang terjadi dalam tingkah laku dan perbuatan akan menjadi saksi bagi orang lain untuk mencari Tuhan.

3. KASIH.

Allah adalah kasih, karena itu jikalau kita mengaku mengenal Tuhan, maka kasih yang terpancar melalui senyuman, perkataan, tingkah laku harus bersumber dari kasih itu sendiri. Rasul Yohanes berkata, "Jikalau seorang berkata: aku mengasihi Allah, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barang siapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya, " (I Yoh 4:20).

4. KESETIAAN.

Soal kesetiaan sangat penting, sampai Salomo berkata, "Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya ?" (Amsal 20:6). Mari, jadikanlah diri kita sebagai orang yang ditemukan oleh mereka yang membutuhkan hidup kita.

5. KESUCIAN.

Hanya dengan menyucikan diri kita, maka akan terpancar kehidupan Allah untuk mengubah kehidupan orang lain. "Jikalau seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia," (II Tim 2:21).

6. BERTEKUN DALAM MEMBACA KITA SUCI.

Ini yang menjadi tujuan dan sasaran kita, yakni membangun hidup kita di atas dasar firman Tuhan. Karena itu, kita anjurkan untuk setiap pemimpin dan jemaat untuk membaca setiap hari 4 pasal Alkitab. Mari, makanlah firman dan dapatkan manfaatnya.

7. PERGUNAKANLAH KARUNIA YANG ADA PADA KITA.

Kita harus mengembangkan dan mempergunakan karunia kita untuk melayani kebutuhan orang lain. Karunia menasihati, menyembuhkan, dan berbagai karunia lain demi kemuliaan nama Tuhan.

8. MENGAWASI DIRI DAN PENGAJARAN KITA.

Mengapa perlu adanya kewaspadaan atas pengajaran kita, agar kita tidak tersesat.

Maksud dari kedelapan point ini adalah agar kemajuan kita nyata bagi semua orang. Marilah kita berlomba-lomba dalam memberi teladan kepada orang lain, agar hidup kita dapat menjadi berkat buat orang lain.




0 comments:

Post a Comment