Tuesday, March 10, 2015

JANGAN BERKERINGAT (Part I)



 BAB 10 GRACE ON BUSINESS


Semua kutuk sudah ditebus Yesus diatas salib, namun sayangnya banyak orang Kristen masih hidup dalam kutuk ini. Ya, kerja keras adalah sebuah kutuk. Di taman eden, manusia memang diperintahkan bekerja, tetapi bukan bekerja keras.

            Manusia tidak diciptakan berkeringat, alias bekerja keras. Dalam desain awal, manusia berdiri tegak untuk mengambil makanannya:

            Berfirmanlah Allah : “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. (Kejadian 1:29)

            Tetapi setelah manusia jatuh dalam dosa, manusia harus membungkuk untuk mencari makanannya: Semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu (Kejadian 3:18-19) 
            Allah merancang tulang punggung manusia dalam keadaan rileks dan nyaman ketika mengambil makanan, yaitu tumbuhan berbiji. (Catat: ayat ini tidak berbicara vegetarian!)

            Allah senang jika tulang punggung Anda sehat dan tidak berbeban berat.

            Allah senang jika Dia menjadi tulang punggung Anda. Dan itu sebabnya, Allah tidak merancangkan kerja keras untuk “punggung” Anda. Nah, lalu mengapa Allah tidak memperbolehkan manusia memakan tumbuhan dan buah yang berbiji?


            Alasan pertama, karena saat itu belum ada dosa, dan kedua, jika manusia harus makan daging, maka itu berarti manusia harus membunuh dan menghilangkan nyawa binatang itu. Anda tidak bisa makan binatang sebelum membunuhnya, bukan? Dan jika kita menyelidiki lebih lanjut, makan Anda harus tahu bahwa pembunuh pertama di dunia bukanlah Kain (anak Adam yang pertama), melainkan Tuhan Allah :

            Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka (Kejadian 3:21)

            Tuhan Allah yang membunuh binatang itu, mengambil kulitnya, dan membuat pakaian dari kulit binatang itu untuk menutupi ketelanjangan manusia. Ini adalah gambaran pengorbanan Yesus, sebagai Anak Domba, yang mati di atas salib. TUHAN Allah membuat pakaian dari anak domba, untuk menutupi ketelanjangan manusia. Yesus dibunuh oleh TUHAN Allah.

            Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku (Yohanes 10:17-18)

            Yesus mati bukan karena di salib. Yesus mati di atas salib. Salib adalah tempat kematian-Nya. Salib tidak pernah membunuh Yesus. Mahkota duri, paku dan tombak tidak pernah membunuh Yesus. Kita tidak berhutang budi kepada prajurit Romawi, karena bukan mereka yang membunuh Yesus. Alkitab dengan gambling menyatakan bahwa Yesus mencabut nyawa-Nya sendiri. Tidak mungkin ciptaan bisa membunuh Pencipta. Dia mati karena menyerahkan nyawa-Nya sendiri. Itulah sebabnya salib menjadi pusat kekristenan dan demonstrasi kasih terbesar sepanjang zaman.

            Akibat manusia jatuh ke dalam dosa, maka tanah dan manusia dikutuk oleh TUHAN Allah: Lalu firman-Nya kepada manusia itu :”Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu.” (Kejadian 3:17)

            TUHAN Allah berfirman, “Terkutuklah tanah..,” dan tanah pun terkutuk sejak hari itu. Perlu Anda ketahui bahwa berkat dan kutuk, kedua berasal dari TUHAN Allah. Berkat dari TUHAN Allah, kutuk juga dari TUHAN Allah. Untuk menghilangkan, melepaskan dan menghancurkan kutuk, hanya TUHAN Allah yang mampu melakukannya. Sangatlah aneh jika kutuk dibuat TUHAN Allah, lalu  seorang pendeta sanggup melepaskan atau membatalkan kutuk itu. Itu sama halnya dengan seorang kepala desa membatalkan instruksi presiden. Dan itu tidak mungkin terjadi!

            Kita perlu bersyukur bahwa kutuk dibuat oleh TUHAN Allah, bukan oleh Allah. (Penjelasan tentang penggunaan nama TUHAN, ALLAH dan TUHAN Allah, terdapat pada bab lainnya dalam buku ini, segera miliki buku “Grace on business”) itu sebabya TUHAN menjadi manusia Yesus dan datang menebus kutuk itu. Di atas salib, Yesus berteriak . “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”, supaya Anda dan saya, hari ini, berani berkata, “Bapaku, Bapaku, mengapa Engkau tidak pernah meninggalkan aku?”. Anda diterima selamanya oleh Bapa karena pengorbanan Yesus. Dalam makna yang dalam, di atas salib, TUHAN (Yesus) memilih bersatu dengan manusia berdosa. Kutuk ditebus melalui pengorbanan-Nya.

            Kristus tellah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” (Galatia 3:13)



Bersambung..





Sumber : News DOCC Kupang, Contents March 2015