Monday, February 28, 2011

Batu Besar

Suatu hari seorang dosen sedang memberi kuliah tentang Manajemen Waktu pada para mahasiswa MBA. Dengan penuh semangat ia berdiri depan kelas dan berkata, "Okay, sekarang waktunya untuk quiz." Kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar sekepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada kelas, "Menurut kalian, apakah ember ini
telah penuh?" Semua mahasiswa serentak berkata, "Ya!"

Dosen bertanya kembali, "Sungguhkah demikian?" Kemudian, dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu. Kemudian, sekali lagi ia bertanya pada kelas, "Nah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?" Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab, "Mungkin tidak."

"Bagus sekali," sahut dosen. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas, "Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?" "Belum!" sahut seluruh kelas. Sekali lagi ia berkata, "Bagus. Bagus sekali." Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember
Sampai ke bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas dan bertanya, "Tahukah kalian apa maksud illustrasi ini?" Seorang mahasiswa dengan semangat mengacungkan jari dan
berkata, "Maksudnya adalah, tak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya." "Oh, bukan," sahut dosen, "Bukan itu maksudnya. Kenyataan dari illustrasi mengajarkan pada kita bahwa: bila anda tidak memasukkan "batu besar terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya." Apa yang dimaksud dengan "batu besar" dalam hidup anda?
Anak-anak anda; Pasangan anda; Pendidikan anda; Hal-hal yang penting dalam hidup > anda; Mengajarkan sesuatu pada orang lain; Melakukan pekerjaan yang > kau cintai;
Waktu untuk diri sendiri; Kesehatan anda; Teman anda; atau S emua yang berharga.
Ingatlah untuk selalu memasukkan "Batu Besar" pertama kali atau anda akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil dan pasir) maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting. Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, ketika akan merenungkan cerita pendek ini, tanyalah pada diri anda sendiri: "Apakah Batu Besar" dalam hidup saya?" Lalu kerjakan itu pertama kali."


Arthur Renaldy -
> SysAdmin, DBA, & Web Programmer
> << PT. Surya Mitra Internet >>

Saturday, February 26, 2011

8 Langkah Menjadi Teladan



Jangan menghiraukan keterbatasan kita dalam kemitraan, karena Allah telah memikirkannya untuk menolong kita. Suatu kali sebuah panitia mengadakan lomba berjalan di atas rel kereta api untuk menempuh jarak beberapa mil jauhnya. Karena banyak orang tertarik untuk mencoba perlombaan tersebut, maka perlombaan dimulai pada pagi harinya. Namun kenyataannya sampai matahari hampir terbenampun tidak ada orang yang berhasil memasuki garis finish.

Tiba-tiba dua orang kakak-beradik mempunyai ide liar," Bagaimana kalau kita berdua berjalan di atas rel yang berseberangan, dengan bergandengan tangan agar menjaga keseimbangan tubuh kita di atas rel kereta api itu tanpa jatuh." Mereka berduapun mencobanya dan dalam beberapa waktu saja, mereka berhasil mencapai garis finish tanpa mengalami kesulitan sedikitpun.

Simon Greenleaf, seorang pakar hukum dari Amerika Serikat, mengatakan,"Visi adalah kemampuan untuk melihat dengan keunggulan masa depan." Semua visi tidak selamanya tergenapi, karena akan muncul para pembunuh visi, seperti sakit hati, rasa iri dan kepahitan. Untuk itu, jikalau kita ingin mengalami transformasi untuk mencapai visi, maka kita perlu bergabung dalam sebuah komunitas agar kita saling menolong mencapai tujuan atau visi kita. Ingatlah kedua bersaudara di atas berhasil berjalan di atas rel kereta api mencapai finish karena bergandengan tangan berdua.



MENJADI MURID SEJATI

I Tim 4:1-16. Inilah zamannya semua janji dan nubuatan Tuhan digenapi dalam hidup kita, dalam gereja dan Bangsa Indonesia. Tetapi roh murtad juga menyerang kita dalam bentuk tidak percaya kepada Yesus, Firman Tuhan atau tanda-tanda kuasa Allah. Sasaran kita adalah: Supaya hidup kita nyata kepada semua orang. Paulus berkata, "Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang, " (I Tim 4:15). Sasaran kita harus dicatat sejak dari awal tahun tentang apa yang akan kita kerjakan, agar pada akhir tahun dapat diukur. Dengan demikian kita tidak melenceng, tetapi mencapai keberhasilan yang kita rencanakan.

Bagaimana kita dapat mengukurnya ? Paulus berkata,"Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya," (I Tim 4:11). Kita harus memberitakan dan mengajarkan apa yang kita miliki. Jika kita memiliki urapan, bagikanlah agar kehidupan orang lain berubah. Kepemimpinan adalah pengaruh karena biarlah pengaruh hidup kita dapat mengubah orang lain. "Jangan seorangpun menganggap engaku rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu," (I Tim 4:12). Gambar diri kita harus dipenuhi firman Tuhan, agar dalam menghadapi berbagai masalah, kita diproses menjadi pemimpin yang handal. Kita dapat menjadi teladan bagi orang lain, melalui:

1. PERKATAAN.

Banyak orang yang perkataan dari mulutnya sering kali membunuh orang lain yang mendengarkannya. Kita harus berkembang dalam perkataan yang kita ucapkan, supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia dari Allah. Paulus bersaksi, "Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu, " (I Kor 13:11). Marilah kita menjadi dewasa dalam perkataan kita.

2. TINGKAH LAKU DAN PERBUATAN KITA.

Dunia membutuhkan perbuatan kasih, karena itu kita perlu memancarkan iman dan pengenalan kita kepada Tuhan melalui perbuatan. Jikalau kehidupan kita dahulu sebelum mengenal Tuhan adalah penjudi, perokok, pemabuk, maka perubahan yang terjadi dalam tingkah laku dan perbuatan akan menjadi saksi bagi orang lain untuk mencari Tuhan.

3. KASIH.

Allah adalah kasih, karena itu jikalau kita mengaku mengenal Tuhan, maka kasih yang terpancar melalui senyuman, perkataan, tingkah laku harus bersumber dari kasih itu sendiri. Rasul Yohanes berkata, "Jikalau seorang berkata: aku mengasihi Allah, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barang siapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya, " (I Yoh 4:20).

4. KESETIAAN.

Soal kesetiaan sangat penting, sampai Salomo berkata, "Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya ?" (Amsal 20:6). Mari, jadikanlah diri kita sebagai orang yang ditemukan oleh mereka yang membutuhkan hidup kita.

5. KESUCIAN.

Hanya dengan menyucikan diri kita, maka akan terpancar kehidupan Allah untuk mengubah kehidupan orang lain. "Jikalau seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia," (II Tim 2:21).

6. BERTEKUN DALAM MEMBACA KITA SUCI.

Ini yang menjadi tujuan dan sasaran kita, yakni membangun hidup kita di atas dasar firman Tuhan. Karena itu, kita anjurkan untuk setiap pemimpin dan jemaat untuk membaca setiap hari 4 pasal Alkitab. Mari, makanlah firman dan dapatkan manfaatnya.

7. PERGUNAKANLAH KARUNIA YANG ADA PADA KITA.

Kita harus mengembangkan dan mempergunakan karunia kita untuk melayani kebutuhan orang lain. Karunia menasihati, menyembuhkan, dan berbagai karunia lain demi kemuliaan nama Tuhan.

8. MENGAWASI DIRI DAN PENGAJARAN KITA.

Mengapa perlu adanya kewaspadaan atas pengajaran kita, agar kita tidak tersesat.

Maksud dari kedelapan point ini adalah agar kemajuan kita nyata bagi semua orang. Marilah kita berlomba-lomba dalam memberi teladan kepada orang lain, agar hidup kita dapat menjadi berkat buat orang lain.




Masih Lebih Mudah Bagi Kita


Seperti yang sudah saya duga. Sekeping gopekan keluar lagi dari jendela
mobil. Penasaran saya makin betambah. Ini bukan yang pertama kali. Sering.

Teramat sering malah. Tapi apa alasannya? Sulit bagi saya untuk mengerti.
Mereka bukan tak bisa. Hanya kurang berusaha saja. Memberi uang sama
artinya dengan memberikan persetujuan dan pembenaran. Sedangkan kita
sudah selayaknya memberikan pelajaran. Kenapa dia harus selalu memberi?
Tanpa pernah memilih lagi.

Dulu. Pertama kali saya menjadi anak buahnya. Seorang penjual pengharum
ruangan masuk ke kantor. Meskipun di pintu depan sudah tertulis
besar-besar "PARA PEDAGANG DAN PEMINTA SUMBANGAN DILARANG MASUK". Tetap
saja tiada hari tanpa pedagang keliling dan peminta sumbangan di kantor
ini. Entah mereka sudah bebal atau kebal, saya juga tidak tahu.

Penjual pengharum itu berkeliling ke meja-meja pegawai, menawarkan
dagangannya. Sebagian cuek, sebagian lagi menolak dengan halus. Ada pula
yang menawar, tapi akhirnya tidak jadi membeli. Ketika para pedagang itu
sampai di meja si bapak, tanpa banyak kata, si bapak mengambil beberapa
buah barang dagangannya dan membayar tanpa menawar.

Beberapa kali kejadian semacam berulang. Si Bapak hampir selalu membeli
barang dagangan setiap pedagang yang masuk ke ruangan kami. Pernah suatu
saat saya bertanya kenapa beliau suka membeli barang dari para pedagang
yang ke kantor. "Siapa lagi yang akan membeli kalau bukan kita? Sudah
terlalu banyak yang berbelanja di mall. Biarlah saya berbelanja pada
mereka", begitu jawab beliau.

Namun ternyata bukan hanya itu. Kalau membeli barang dagangan, sebagaimana

alasannya di atas, saya bisa menerima dan mengerti. Tapi ternyata dia juga

selalu memberi kepada para peminta sumbangan yang bergantian datang ke
kantor kami.

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa tak semua peminta sumbangan itu
benar-benar peminta sumbangan untuk masjid, anak yatim piatu atau
sejenisnya. Banyak dari mereka yang menggunakan metode peminta sumbangan
untuk menghidupi diri. Dan saya pernah mengingatkan bapak ini tentang hal
itu. Tapi ia tak berkomentar.

Beberapa hari terakhir, beliau hampir selalu memberikan koran harian pada
saya. Beliau tahu saya suka membaca.

"Saya tak butuh koran itu," kata beliau.
"Lantas mengapa membeli?" tanya saya.
"Karena saya tahu tak banyak orang yang membeli koran dari tukang koran
seperti dia,". Itu jawabnya.

Dan kini? Ini sudah kesekian kali, ketika saya satu mobil dengan beliau
karena ada tugas keluar kantor. Peristiwa yang sama terjadi kembali.
Beliau memberi uang kepada setiap peminta-minta di jalanan, baik yang
memang terang-terangan meminta-minta, mengamen, polisi cepek maupun yang
setengah memalak dengan 'berorasi'.

Kali ini saya tak lagi bisa diam. Menurut saya apa yang beliau lakukan
tidak mendidik, membuat mereka makin malas, tak mau bekerja keras dan
mengharapkan uluran tangan seperti ini. Setidaknya, kalau mau memberi,
hendaknya kita pilih-pilih, mana yang tampak betul-betul membutuhkan.
Atau, kalau mau berinfak kenapa tidak melalui lembaga yang benar-benar
dapat dipercaya akan menyampaikan amanah kepada yang benar-benar berhak?
Saya memberondongnya dengan sebuah argumentasi panjang.

"Saya tak yakin dengan tidak memberi akan mendidik mereka. Semestinya ada
orang-orang yang aware dengan program penyadaran itu. Tugas merekalah yang

menyadarkan. Sedang saya, hanya ini yang bisa saya lakukan. Mungkin mereka

memang tak sungguh-sunguh miskin, bisa jadi mereka hanya malas. Tapi saya
yakin, jika mereka bisa semudah kita mencari rizki, mereka tak akan
melakukan itu semua. Jika karena tak ada yang mau memberi mereka
kelaparan, lantas kepada siapa mereka meminta. Kemana mereka mencari?
Sedang kita? Kalaupun harta kita habis karena mereka, setidaknya masih
lebih mudah bagi kita untuk mencari lagi dengan bekal kemampuan yang
diberikan Allah pada kita."

Uraian panjang lebarnya membuat saya tertegun. Masih lebih mudah bagi
kita. Ya, masih lebi h mudah bagi kita mendapat rezeki dibanding para
tukang koran. Masih lebih mudah bagi kita mencari penghidupan dibanding
para pedagang asongan. Masih lebih mudah bagi kita mencari makan dibanding

para pengamen jalanan. Masih lebih mudah bagi kita meminta bantuan teman,
dibanding mereka, gelandangan tak berkawan. Masih lebih mudah bagi kita.
()



Cara Tuhan menjawab doa kita


Ada seorang tentara Amerika yang melayani Tuhan
berdiri di pinggir jalan untuk mencari tumpangan ke
kota Chicago di Illinois. Sebenarnya perbuatan
"hitchhiking" ini melanggar hukum dan sangat
berbahaya, tetapi tidak ada alternatif lain bagi
tentara ini kecuali melakukan hal itu.

Tiba-tiba sebuah limousine (mobil Cadillac panjang
yang pintunya di tiap sisi ada empat buah itu) warna
hitam menghampiri tentara itu dan memberikan
tumpangan. Tentara dan pemilik limousine tersebut
saling berkenalan (siapa namanya, asalnya dari mana,
kerja di mana, dsb) dan tiba-tiba Roh Kudus
membisikkan dalam hati tentara ini untuk membagikan
berita mengenai keselamatan di alam Kristus kepada
pemilik limousine ini.

Tentara itu menolak bisikan Roh tersebut, karena
pikirnya, masakan saya habis melanggar hukum tiba2
memberitakan Kristus, dan terlebih lagi karena tentara

ini TAKUT dipukuli pemilik limousine ini dan
diturunkan di tengah jalan.

Tapi bisikan Roh Kudus tersebut sedemikian kuat
sehingga tentara ini tidak tahan lagi dan berkata
kepada pemilik limousine ini, "Pak... boleh nggak saya

menanyakan masalah pribadi?" "Oh, boleh saja," jawab
Bapak ini, "Pertanyaan apa?" "Kalau misalnya Bapak
meninggal dunia besok pagi, Bapak kira-kira akan masuk
surga atau masuk neraka?" "Kamu tahu nggak?" jawab
Bapak ini, "Sesaat sebelum saya memberimu tumpangan,
saya juga tiba-tiba memikirkan hal itu, dan saya pikir
kalau saya mati besok, saya akan masuk neraka." "Bapak
mau nggak saya beritahu caranya masuk surga?" tanya
tentara ini. "Oh, tentu saja mau," jawab Bapak itu.

Tentara itu lalu mulai membagikan berita keselamatan
mengenai Yesus Kristus dan menantang Bapak ini untuk
menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat
pribadinya. Bapak itu bersedia menerima Yesus, dan ia
menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan mengajak
tentara itu membimbing dia berdoa untuk menerima Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Air mata meleleh di
pipi Bapak ini. Ia mengatakan, " kamu tahu nggak?
Malam ini kamu sudah melakukan hal yang sangat besar
bagi hidup saya, saya nggak akan pernah melupakan apa
yang kamu sudah lakukan bagi hidup saya Chicago,
ketika tentara ini mohon diri (turun dari mobil),
Bapak itu memberikan satu kartu nama sambil
berkata, "Ketahuilah... hari ini anda sudah melakukan
hal yang sangat penting dalam hidup saya. Kapan-kapan
kalau main ke Chicago hubungilah saya di alamat ini."
dan tak lama kemudian mereka berpisah.

Waktu lima tahun sudah berlalu dan tentara ini
kemudian kembali berkunjung ke kota Chicago, dan ia
ingat akan kartu nama yang diberikan oleh Bapak
pemilik limousine ini kepadanya. Tentara ini ingin
tahu kabar mengenai Bapak tersebut, dan ia datang ke
alamat yang tertera di kartu nama tersebut, dan ia
sampai ke sebuah gedung pencakar langit kantor pusat
sebuah perusahaan raksasa di Amerika Serikat

Ia memberikan kartu tersebut kepada satpam, dan satpam
itu sangat terkejut dan bertanya, "Dari mana kamu
dapatkan kartu ini?" Tentara itu menjawab, "Yang
empunya kartu itu sendiri yang memberikannya kepada
saya." sehingga satpam itu menjawab, "Kamu naik ke
lantai paling atas, sampai sana belok kiri dan kamu
tanya pada sekretaris yang ada di sana." Tentara itu
naik ke lantai paling atas dan memberikan kartu nama
itu kepada sekretaris yang ada di sana yang juga
sangat terkejut, "Dari mana anda dapatkan kartu ini?"

Jawab tentara itu, "Wah... panjang ceritanya... tapi
beliau sendiri yang memberikannya kepada saya." "Bapak
ini sekarang tidak ada di sini...apakah anda ingin
bertemu dengan istrinya?" "Boleh", jawab tentara itu,
dan ia dipertemukan dengan istri Bapak itu yang adalah
Presiden Direktur dari perusahaan raksasa tersebut.
"Dari mana kamu peroleh kartu ini?" tanya ibu (istri)
tersebut. Tentara itu menceriterakan ihwal
pertemuannya dengan Bapak itu dan bagaimana Bapak itu
menerima Yesus sebagai penyelamatnya. Mendengar itu
semua meledaklah tangis Ibu tersebut. Ia
menceriterakan bahwa tak lama sesudah menurunkan
tentara itu, limousine tersebut memperoleh kecelakaan
yang sangat fatal yang menewaskan Bapak tersebut.

Ibu itu mengatakan bahwa bertahun-tahun ia berdoa
supaya suaminya diselamatkan, dan ia mengira bahwa
suaminya meninggal tanpa diselamatkan, sehingga ia
begitu marah kepada Tuhan dan meninggalkan gereja dan
pelayanannya. Apa yang dilakukan oleh tentara itu
adalah hal yang paling penting yang pernah terjadi
dalam hidup Bapak itu, tetapi hal yang tidak kalah
penting lagi ialah CARA Allah mengabulkan doa ibu itu.

Ibu itu sadar bahwa Allah BEKERJA di dalam doa2 yang
disampaikannya TANPA memberitahu Ibu tersebut bahwa
doanya TELAH DIKABULKAN TUHAN.

Dari kisah ini kita bisabelajar: HARUSKAH Tuhan itu
memberitahu kita apabila Ia bekerja dalam rangka
mengabulkan doa-doa kita? TIDAKKAH mata iman kita itu
bisa melihat bahwa di balik doa yang SEPERTINYA tidak
dikabulkan oleh Tuhan itu, TERNYATA Tuhan bekerja
untuk mengabulkan doa2 kita? Sedemikian cepatnyakah
kita MENUDUH bahwa Tuhan itu tidak setia, Tuhan itu
berbohong, Tuhan itu tidak menjawab doa-doa kita, dan
Tuhan itu tidak berkenan atas doa-doa kita? HARUSKAH
Allah itu mengabulkan doa kita dengan cara yang SESUAI
dengan cara yang kita sodorkan kepada Tuhan?Apakah
kita sudah sedemikian "dijangkiti" oleh "doa instan"
yang "harus dikabulkan hari ini juga","harus
dikabulkan tahun ini juga" dan lain sebagainya?





10 Tips Membina Persahabatan


 1. Pikirkanlah apa yang dapat kamu berikan kepada sahabatmu bukan apa yang
dapat kamu peroleh dari persahabatan.
Jangan bersahabat hanya demi
memperoleh kesenangan, karena jika demikian, kamu bukanlah sahabat sejati.
Hargailah sahabatmu seperti kamu ingin dihargai

2. Dukunglah sahabatmu. Sahabat sejati selalu saling menyemangati dan
'mendorong'supaya mereka bersama-sama dapat menjadi yang terbaik bukannya
saling menjatuhkan. Ia turut berbahagia ketika sahabatnya berhasil
mencapai apa yang diinginkannya dan tidak merasa tersaingi.

3. Bersedia untuk memaafkan Jangan biarkan 'luka' berkembang menjadi
kepahitan karena hal ini akan menghancurkan persahabatan yang ada. Maafkan
kesalahan yang diperbuat oleh sahabatmu dan jangan biarkan luka itu
merusak hubunganmu.

4. Jangan memandang kesalahan yang dibuatnya Ini adalah suatu cara untuk
menunjukkan betapa kita peduli terhadap dia. Jangan tinggalkan sahabatmu
saat dia berbuat kesalahan. Bersabarlah dan tuntunlah dia untuk berubah.
Sadarilah bahwa tidak ada orang yang sempurna.

5. Jadilah sahabat yang dapat diandalkan dan tepatilah janji yang telah
kamu ucapkan.

6. Jangan mencoba untuk mengontrol sahabatmu. Bersahabat bukan berarti
harus selalu bersama-sama. Memang akan sangat menyenangkan bila dapat
selalu bersama dengan orang yang kita kasihi. Namun ingat, sahabat kita
itu bukan monopoli kita sendiri karena ia juga mempunyai teman lain selain
kita. Untuk itu jangan merasa dikhianati ketika temanmu bergaul dengan
yang lain, sebaliknya usahakan kamu juga dapat berteman dengan mereka. Hal
ini
akan membuat kita dan sahabat kita lebih menghargai satu sama lain.

7. Selalu ada disaat senang maupun susah Bergembiralah bersama mereka saat
mereka sedang bergembira namun jangan ada hanya pada saat senang saja.
Ketika sahabatmu sedang kesal akan sesuatu, berikan mereka perhatian. Yang
paling dibutuhkan dari seorang sahabat adalah sepasang telinga yang
simpatik dan yang mau memahami perasaan mereka.

8. Menerima apa adanya sahabatmu Jangan menuntut sahabat kita untuk
bereaksi dengan cara yang sama seperti yang biasa kita lakukan. Hargailah
dia apa adanya termasuk juga keputusan yang dia ambil yang mungkin tidak
sesuai dengan kehendak kita.

9. Jangan jadi 'Ember' (mulut bocor). Belajarlah untuk menjaga rahasia
sahabatmu.

10. Jangan biarkan perbedaan pendapat menghancurkan persahabatanmu.
Misalkan kamu sedang berdiskusi dengan sahabatmu dan waktu kamu
mengemukakan pendapat yang menurut kamu benar ternyata ia tidak setuju.
Bila itu terjadi, jangan terus berdebat yang hanya akan membuat kamu
dongkol.
Lepaskan hasrat untuk menang sendiri daripada persahabatanmu
rusak karenanya.




Arti Tuhan buatmu

  "Aku bersumpah tidak akan mau kenal orang itu lagi, apa gunanya orang
itu bercerita tentang Tuhan dan kasih Tuhan, jika tingkah lakunya
melebihi daripada orang yang tidak mempunyai iman", itulah kalimat
yang terlontar dari salah seorang dari temanku yang telah di
kecewakan oleh salah satu hamba Tuhan.

Mungkin kasus seperti ini banyak kita temui, tidak jarang para hamba
Tuhan bertingkah laku seperti orang-orang munafik, yang mengunakan
kedok sebagai orang yang suci di dalam gereja namun didalam
masyarakat mereka sering kali mengecewakan orang-orang di sekitarnya.

Namun apakah kita akan bersikap seperti temanku dimana setelah
peristiwa tersebut dia menjadi tidak mau gereja dan marah dengan
Tuhan, mungkin bukan temanku aja yang mengalami ini bisa jadi salah
satu di antara kita juga mengalami semuanya ini.

Salah satu yang sangat aku sayangkan, mengapa karena kesalahan
manusia, Tuhan yang harus disalahkan ? Bukankah kita ke gereja untuk
bertemu Tuhan, kita melayani di gereja untuk Tuhan, kita membantu
orang-orang yang membutuhkan pertolongan kita lakukan untuk Tuhan,
namun mengapa saat kita di kecewakan oleh manusia kita menyalahkan
Tuhan atau mungkin bahwa marah dengan Tuhan, jika di pikir dengan
akal sehat dan logika dimanakah kesalahan Tuhan ?

Saudara/i yang budiman tanamkanlah didalam hatimu jika kita ingin
melayani Tuhan itu bukan hal yang mudah, banyak sekali hal-hal yang
akan membuat kita kecewa namun jangan pernah menyalahkan Tuhan karena
kekecewaan yang engkau alami, namun petiklah semua kekecewaan itu
menjadi suatu pelajaran yang tersembunyi yang ingin Tuhan ajarkan
buat kita, bukan malahan marah dengan Tuhan dan meninggalkan
semuanya ?Ingat Bapa yang di surga dengan cintaNya yang luar biasa
menyerahkan anak tunggalNya untuk menebus dosa-dosa kita manusia,
jadi belum cukupkah pengorbanan yang di berikan Tuhan untuk kita,
mengapa kita meragukan kasih Tuhan ?Tanyakanlah didalam diri anda,
apa arti Tuhan buatmu?