Sunday, March 20, 2011

Milyarder


Seorang laki2 pengangguran melamar sebagi tukang pembersih di Microsoft. Personalia mengetest dia (membersihkan lantai) dan menginterview. Lalu dia mengatakan "anda diterima, berikan email anda, kami akan mengirim dokumen yang diperlukan. Laki2 itu bilang bahwa dia tidak memiliki komputer dan juga email. Personalia lalu mengatakan bahwa tanpa email, laki2 tersebut tidak exsist secara virtual dan tidak bisa dipekerjakan.

Laki2 itu meninggalkan gedung dengan kecewa dan hanya memiliki $10 di kantong. Dia lalu pergi ke Supermarkt terdekat dan membeli 10 kg tomat. Lalu dijualnya tomat tersebut door to door dan habis dalam 2 jam. Dengan demikian dia melipat gandakan kapital nya. Lalu diulangnya aksi tersebut sebanyak 3 kali dan akhirnya memiliki uang sebanyak $160. Dengan itu dia sadar, bahwa dia bisa bertahan hidup dengan cara itu. Lalu dikerjakannya dengan sungguh2. Setiap hari dia dapat melipat gandakan kapitalnya. Setelah beberapa waktu dia membeli mobil dan mendistribusikan dagangannya dengan mobil tersebut. Dalam 5 tahun dia bisa menguasai Supermarket Chain terbesar di USA.

Dia mulai memikirkan masa depan dan ingin membuat asuransi untuk keluarganya. Dipanggilnya sales asuransi dan membicarakan rencananya. Seusai pembicaraan sales tersebut menannyakan email laki2 tersebut. Dia menjawab lagi, bahwa
dia tidak memiliki komputer dan email adress.

Sales tersebut berkata: "Aneh, anda membangun perusahaan besar, tapi tidak memiliki email. Bayangkan apa yang anda bisa perbuat jika anda memiliki komputer dan email." Laki2 itu menjawab: "Jadi tukang bersih2 di Microsoft" ()



Thursday, March 10, 2011

WANITA SEMPURNA

Ini kisah perjumpaan dua orang sahabat yang sudah puluhan tahun 
terpisahkan hidupnya. Mereka kangen-kangenan, ngobrol ramai sambil
minum kopi di sebuah kafe. Awalnya topik yang dibicarakan adalah
soal-soal nostalgia zaman sekolah dulu, namun pada akhirnya menyangkut
kehidupan mereka sekarang ini.

"Ngomong-ngomong, mengapa sampai sekarang kamu belum juga menikah?"
ujar seorang kepada temannya yang sampai sekarang membujang.

"Sejujurnya sampai saat ini saya terus mencari wanita yang sempurna.
Itulah sebabnya saya masih melajang. Dulu di Bandung, saya berjumpa
dengan seorang gadis cantik yang amat pintar. Saya pikir ini adalah wanita
ideal yang cocok untuk menjadi istriku. Namun ternyata di masa pacaran
ketahuan bahwa ia sangat sombong. Hubungan kami putus sampai di situ.

"Di Jakarta, saya ketemu seorang wanita rupawan yang  ramah dan
dermawan. Pada perjumpaan pertama, aku kasmaran. Hatiku berdesir kencang,
inilah wanita idealku.
Namun ternyata belakangan saya ketahui, ia banyak tingkah dan tidak
bertanggung jawab.

"Saya terus berupaya mencari. Namun selalu saya temukan kelemahan dan
kekurangan pada wanita yang saya taksir. Sampai pada suatu hari, saya
bersua wanita ideal yang selama ini saya dambakan. Ia demikian cantik,
pintar, baik hati, dermawan, dan suka humor. Saya pikir, inilah pendamping
hidup yang dikirim Tuhan."

"Lantas," sergah temannya yang dari tadi tekun mendengarkan, "Apa yang
terjadi? Mengapa kau tidak segera meminangnya?" Yang ditanya diam
sejenak.... suasana hening.....
||
||
||
||   scroll down
||
||
||
||
||
||
||
||
||
||
||
||
||

Akhirnya dengan suara lirih, sang bujangan menjawab, "Baru belakangan
aku ketahui bahwa ia juga sedang mencari pria yang sempurna........."



CINTA itu ibarat menunggu BIS


Cinta itu seperti seseorang yang menunggu BIS.

Sebuah bis datang, dan kau bilang "Wah... terlalu penuh, enggak bisa
duduk nih! Aku tunggu bis berikutnya saja".

Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata, "Aduh,
bisnya sudah tua dan jelek begini... enggak mau ah...".

Bis selanjutnya datang, tapi dia seakan-akan tidak melihatmu dan
melewatimu begitu saja.

Bis keempat berhenti di depan kamu. Bis itu kosong, kondisinya masih
bagus, tapi kamu bilang, "Enggak ada AC nih, gue bisa kepanasan", maka
kamu membiarkan bis keempat pergi.

Waktu terus berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi kuliah.

Ketika bis kelima datang, kamu langsung melompat masuk ke dalamnya.
Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah menaiki
bis.

Bis tersebut jurusannya bukan menuju kampusmu!!!

>-------------------------------------------------------->
Moral dari cerita ini, seringkali seseorang menunggu orang yang
benar-benar "ideal" untuk menjadi pasangan hidupnya. Padahal tidak ada
orang yang 100% memenuhi keidealan kita. Tidak ada salahnya memiliki
persyaratan untuk "calon", tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada
"bis" yang berhenti di depan kita (tentunya dengan jurusan yang kita inginkan).
Apabila ternyata memang "bis" itu tidak cocok, kita masih bisa berteriak,
"kiri" dan keluar dari bis. Maka memberi kesempatan pada "bis", semuanya
bergantung pada keputusan kita. Daripada kita harus "jalan kaki menuju
kampus" dalam arti meneruskan hidup ini tanpa kehadiran orang yang
dikasihi.

Cerita kosong ini juga berarti, kalau kita benar-benar menemukan bis
yang "kosong, masih baru, dan ber-AC, dan tentunya sejurusan", kita harus
berusaha sekuat tenaga untuk memberhentikan bis tersebut dan masuk ke
dalamnya, karena menemukan bis seperti itu adalah suatu berkat yang
sangat berharga dan sangat berarti tapi tidak semua orang yang mendapatkannya.

---
In the Name of Love, In the Name of Freedom!
Hasta la victoria Siempre!