Friday, October 14, 2011

Memaafkan Adalah Karunia Terindah (Bag.1)




Kalau cinta memang bukan hanya dalam kata-kata, tentu
tidak ada kesalahan yang tidak bisa dimaafkan!. Orang
yang mampu memaafkan hanyalah orang-orang yang punya
cinta. Tetapi orang yang punya cinta seharusnya tidak menyakiti atau
menguji sesama dengan mengulang-ulang kesalahan yang itu-itu juga.

Memaafkan bukanlah sebuah perasaan, tetapi sebentuk
tindakan, sebentuk kemauan dari diri seseorang.
Memaafkan adalah suatu mukjizat yang secara ajaib bisa dirasakan, tetapi
tidak banyak di antara kita mampu melakukannya dengan mudah. Anda mau
memaafkan, pasti Anda bisa memaafkan. Anda tidak mau memaafkan, pasti
Anda sendiri yang akan merasakan akibatnya karena memelihara ingatan
dengan segala konsekuensinya yang membuat kita "sakit hati" atau "sakit
pikir"

Memelihara dendam karena orang lain menyakiti hati
kita adalah seperti menelan racun sambil berharap
orang lainlah yang akan mati !.

Lewis B Smedes dalam bukunya Mengampuni dan Melupakan mengajarkan
bagaimana menyembuhkan "luka hati" yang tidak selayaknya kita terima.
Hasil penelitian dari sejumlah ahli jiwa di seluruh dunia menyimpulkan,
bagaimana orang-orang yang memelihara "sakit hati" benar-benar
menanggung akibatnya menjadi sakit organ hatinya (lever). Itu
ter-dokumentasikan dengan baik tentang bagaimana para pasien kanker dan
penyakit berat lain bisa mencapai kesembuhan hanya karena melepas
amarahnya secara sadar dengan cara memaafkan orang-orang yang membuatnya
"sakit hati" dan "memendam amarah" yang membuatnya menderita "luka
batin".

Bagaimana kita menangani konflik dalam kehidupan yang
membuat kita "sakit hati"? Sudah sewajarnya kita ingin
membalas sikap yang menyakiti kita, itu manusiawi,
wajar-wajar saja. Tetapi, perlu diingat kalau hal itu
kita lakukan, berarti kita menyamakan diri sendiri
dengan orang tersebut. Kita bergabung dengan segala
aspek balas dendam yang tidak berujung, seperti
menuangkan minyak ke dalam api, membahayakan semua
orang termasuk diri sendiri.

Itulah hukum abadi. Cinta dan memaafkan adalah dua hal
yang saling mendukung untuk hidup damai sejahtera,
sehat lahir batin. Mukjizat ketika Memaafkan Pemberian
maaf mendapatkan keindahannya yang unik dari
penyembuhan yang didatangkannya kepada semua jenis
"sakit hati".

Memaafkan bukan berarti melupakan tindakan orang yang
menyakiti kita, seolah-olah memaafkan harus satu paket
dengan melupakan kejadiannya. Kita harus bisa
memaafkan, tetapi bukan melupakan begitu saja sampai
suatu hari kita merasakan hal yang sama yang diperbuat
oleh orang yang sama.

Sebagian orang menyakiti hati kita karena mereka
mengira kita layak menerimanya. Terkadang kita tidak
tahu dengan pasti apakah kita menjadi korban dari
kejadian yang tak terhindarkan yang menimbulkan sakit
hati itu secara disengaja atau tidak disengaja oleh
orang yang melakukannya pada diri kita.

Akan memunyai perbedaan yang sangat besar kalau kita
mengalami "sakit hati", tetapi dengan kesadaran penuh
kita menelaah masuk ke diri sendiri untuk bertanya,
apakah saya pantas mendapat perlakuan yang menyakitkan
itu. Atau memang kita mendapatkannya dari serangan
yang memang orang lain lakukan dengan sengaja secara
curang pada diri kita.

Kalau Anda menerima rasa "sakit hati" yang dilontarkan
orang lain sebagai akibat dari perbuatan sendiri yang
tanpa disengaja atau bahkan disengaja telah Anda
lakukan, nasihat yang bisa diberikan adalah sebagai
berikut.

Maafkan dan lupakan ! Anda bisa hidup sehat dan
sejahtera. Tetapi, kalau Anda menerima "sakit hati"
yang berasal dari serangan curang seseorang yang
memang dengan sengaja atau tidak disengaja
perbuatannya membuat masalah yang berakibat Anda
mengalami sakit hati.

Karena itu, nasihat yang bisa diberikan adalah tetap
memaafkan, tetapi jangan beri kesempatan lagi padanya
untuk menyakiti hati Anda !. Ada banyak cara yang
bisa kita lakukan untuk menghindarinya berbuat hal
yang sama pada Anda di kemudian hari.

0 comments:

Post a Comment